Menetaskan telur merupakan usaha untuk mendapatkan DOC/ DOD/ DOQ, dalam
satu waktu dalam jumlah banyak sekaligus. Kegiatan yang kelihatannya
mudah tersebut,jika tidak dilakukan tindakan kehati-hatian, akan
berakibat fatal. Bukannya telur menetas tapi malah tidak satu butir
telurpun yang dapat menetas menjadi kutuk.
Gagal atau sukses penetasan telur di pengaruhi banyak factor yang saling
berkaitan dan harus selaras hingga proses penetasan berakhir. Dari
berbagai macam factor tersebut jika satu segi saja terlewati atau tidak
dapat mendukung satu dan lainnya, dipastikan penetasan akan gagal.
Factor-factor apa saja itu,mari kita bahas bersama-sama.
A. FERTILITAS/ PERTUNASAN
A. FERTILITAS/ PERTUNASAN
Fertilitas adalah bersatunya sperma dan ovum/sel telur, terjadinya hal
ini di saluran reproduksi/ oviduk , kurang lebih 15 menit setelah
terjadinya ovulasi, kuning telur terlepas dari kandungan kuning telur.
Sekitar 24 jam sebelum oviposisi/ peletakan telur pada saluran
pengeluaran.
Kebutuhan sperma untuk setiap kopulasi/perkawinan kurang lebih 100 juta
sel sperma. Meskipun yang dapat masuk,menembus sel telur 3 – 5 sperma,
yang dapat bersatu dengan sel telur hanya 1 sperma untuk membentuk 1
zygot/ embrio. Sperma lainya yang 100 juta tersebut akhirnya menciut dan
mati.
Apabila didalam saluran reproduksi tidak ada telur yang sedang di
bentuk, maka sperma dapat mencapai pintu oviduk 25 menit setelah
perkawinan. Tapi bila sedang terjadi pembentukan telur, sperma terhalang
maju. Itulah sebabnya, perkawinan usahakan pada waktu siang atau sore
hari saja, setelah induk betina selesai bertelur. Pelaksanaan kawin
suntik, waktunya seperti ini juga.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS TELUR
a. SPERMA
: Sperma normal gerakannya lincah dan sanggup membuahi dengan
fertilitas yang tinggi. Sperma yang tidak normal, bentuk dan gerakan
tidak singkron, biasanya daya fertilitasnya rendah dan tidak dapat
menurunkan genetic yang bagus.
b. RANSUM
PAKAN : Ransum kurang baik kwalitasnya akan mempengaruhi mutu sperma.
Diperlukan asupan Vitamin E dalam jumlah besar untuk menjaga kualitas
sperma.
c. HORMON
: Kelenjar-kelenjar penghasil hormone Endokrin, sangat mempertinggi
fertilitas telur. Jika kelenjar Pituitury ( kelenjar home produk) tidak
bisa di produksi semaksimal mungkin, akan menurunkan fertilitas. Seekor
jago pejantan seandainya di suntikan hormone,akan mempertinggi
fertilitas.
d. RESPON
CAHAYA : 12 jam waktu yang di butuhkan seekor pejantan untuk
mendapatkan cahaya terang/ paparan sinar matahari, agar menghasilkan
sperma yang bagus. Induk Betina untuk pembentukan sebutir telur
memperlukan cahaya terang/ sinar matahari selama 16 jam.
e. UMUR
: Umur ideal untuk terjadinya perkawinan pejantan dan betina agar
fertilitasnya bagus kisaran umur lebih dari 10 bulan.Pada periode tahun
pertamalah biasanya waktu terbaik untuk terjadinya perkawinan.
f. DAYA
BERTELUR : Induk betina yang produksi telurnya tinggi akan menghasilkan
telur tetas yang fertilitasnya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan
induk betina yang produksi telurnya rendah. Berdasarkan hal ini maka
pemuliabiakan untuk mempertinggi telur sekaligus berarti juga
mempertinggi fertilitas telur.
B. HATCHABILITAS/ DAYA TETAS
Suatu sifat keturunan pejantan dan induk betina yang berdaya tunas atau
daya tetas tinggi, akan menurunkan anakan atau DOC yang memiliki sifat
seperti kedua induknya, makanya harus benar-benar di seleksi mutu
indukan yang bagus.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA TETAS
a. PEMULIABIAKAN
KELUARGA : Perkawinan antar keluarga atau antar saudara atau antara
anak dan induk atau perkawinan Inbreeding, tanpa seleksi yang ketat
untuk daya tetas yang tinggi, terbukti sangat merugikan breeder/
penetas. Seorang penetas sejati harus memiliki gallur ayam murni dari
standart stock, grand parent stock, parent stock dan final stock. Jika
penetas tidak memiliki ayam murni diatas maka belum bisa disebut
Bredeer. Hanya usaha untuk memperbanyak anakan/DOC dan pasti mutu
DOC-nya masih perlu dipertannyakan.
b. GEN
LETHAL dan GEN SEMI LETHAL : Ada 14macam gen lethal yang mematikan atau
dapatmematikan embrio didalam telur pada waktu penetasan telur. Gen yang
langsung mematikan embrio di sebut gen Lethal, sedang yang mematikan
secara tidak langsung disebut gen semilethal.Gen lethal ini bisa muncul
saat perkawinan Inbreding terjadi.
c. RANSUM
PAKAN : Ransum pakan bibit indukan harus mengandung nutrisi-nutrisi
yang di butuhkan meliputi : protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, D3,
E, K, B2, B12, asam panthotenant, mineral : kalsium, mangan(Mn),
selenium(Se).
C. CARA MEN-SELEKSI TELUR TETAS
Bentuk fisik telur tetas berhubungan langsung dengan daya tetasnya,
cirri-ciri fisik telur ini merupakan sifat keturunan. Maka jangan sampai
terjadi kekeliruan saat menyeleksi indukan, harus benar-benar di
perhatikan mutu dari keturunanya, sebab ini merupakan sifat yang
menurun.
CIRI-CIRI FISIK TELUR YANG BAIK
a. BENTUK
DAN BERAT TELUR : Telur tetas yang berukuran sangat besar atau sangat
kecil tidak akan menetas dengan baik. Berat telur tetas yang baik 55 –
65 gram. Telur berbentuk lonjong harus dikeluarkan.
b. WARNA
DAN KWALITAS KULIT TELUR : Warna kulit telur ada yang coklat dan putih,
ketebalan kulit telur dipengaruhi asupan kalsium dan vitamin D3.
Meskipun tebal tipis kulit telur merupakan sifat turunan. Kulit telur
yang berbintik-bintik tidak rata, kasar harus di keluarkan dari mesin
tetas, sebab tidak akan menghasilkan daya tetas yang bagus. Bentuk dan
kulit telur yang baik, tidak terlalu lonjong dan tidak terlalu bulat.
a. KWALITAS
ISI TELUR : Isi telur yang baik posisi kuning telur tepat di tengah,
isi telur sekeliling kuning telur itu uniform kelihatannya dan tidak ada
gumpalan-gumpalan keruh/ hitam, letak dan besarnya kantung udara itu
normal
D. MENYIMPAN TELUR TETAS
Telur dengan bentuk ,berat dan kulit telur yang baik, belum tentu pasti
menghasilkan daya tetas yang pasti bagus. Ada kondisi tertentu yang
dapat mempengaruhi baikburuk daya tetas telur. Oleh karenanya harus di
perhatikan beberapa kaidah di bawah ini.
a. Telur
tetas yang disimpan pada temperature sangat panas atau sangat dingin,
mengakibatkan kerusakan embrio telur. Suhu ideal menyimpan telur
15Celsius atau 60-75F.
b. Posisi
peletakan telur adalah ujung runcing di bawah, ujung tumpul diatas.
Jika letak telur kebalikkannya maka kantung udara dalam telur akan
mendesak keatas, yang mengakibatkan stabilitas isi telur tidak ideal.
c. Kelembapan
dalam ruangan penyimpan telur tetas akan mencegah penguapan air dari
dalam telur dan ini berarti mencegah membesarnya kantung udara dalam
telur.
d. Umur
simpan telur 7 hari masih bisa di harapkan daya tetasnya, tapi umur
telur terbaik untuk masuk mesin tetas adalah 4 – 5 hari, dengan daya
tetas terbaik.
e. Kulit
telur yang terlalu kotor sebaiknya tidak usah ditetaskan, hasilnya
tidak akan baik. Kotoran feces pada kulit telur menghambat respirasi
perputaran udara segar dari dalam telur atau dari luar kedalam telur.
Jika hal ini terjadi embrio kekurangan udara segar sehingga rentan mati.
E. MESIN TETAS
Macam-macam tipe mesin tetas beredar dipasaran. Kali ini yang akan saya
bahas mesin tetas bolam lampu tenaga listrik. Mesin ini berukuran
panjang 125cm x lebar 70cm x tinggi 50cm, mesin tetas ukuran ini dapat
menampung telur tetas sebanyak 350 butir. Yang perlu di ingat
dinding-dinding mesin tetas ini rangkap dua dengan lubang saluran udara
di kedua sisi lebar.
PERALATAN MESIN TETAS YANG DI BUTUHKAN
a. Triplek lebar 4 lembar, triplek panjang 7 lembar.
b. Ram kawat bingkai kayu, tempat peletakan telur 1 buah.
c. Thermometer 1 buah.
d. Regulator + circuit otomatis suhu 1 buah.
e. Baki plastic tempat air 3 buah.
f. Lembaran plastic seukuran mesin tetas sebagai dasar 1 lembar
g. Koran 2 lembar.
f. Bolam lampu 5 Watt + fiting 9 buah, 1 lampu dijadikan lampu panjer/hidup terus.
Jika masih ada yang kurang jelas buka BLOG saya : BUMITERNAK.BLOGSPOT.COM
Di situ semua dokumen yang pernah saya posting di facebook tersimpan
semua, anda bisa menemui postingan yang mungkin belum aanda lihat.
TERTARIK……………………………………
Tata letak susunan lembaran lantai mesin tetas adalah paling bawah
lembaran plastic dilem pada triplek lalu lembaran Koran di atasnya
fungsinya penyerap air saat 3 hari terakhir penetasan lantai di siram
air sampai lembaran Koran bener-bener basah semua. Diatasnya baru di
letakkan baki tendon air untuk sumber kelembaban yang tidak boleh sampai
kering. Atasnya lagi ram kawat telur, cari kualitas ram yang paling
mahal dan tidak mudah karatan karena membahayakan DOC yang baru menetas,
ompalitis yang masih basah terkena karatan ram bisa terjadi infeksi.
F. PENGOPERASIKAN MESIN TETAS
Sebelum telur tetas di masukkan, kondisi mesin tetas harus sudah stabil
terlebih dahulu. Urutan lembaran lantai harus benar, baki air sudah
terisi penuh dan suhu sudah stabil pada 40Celsius dari telur masuk
sampai telur menetas, suhu ndak usah diubah-ubah. Setelah semua beres
baru telur tetas masuk mesin, jangan sebaliknya nanti malah repot
sendiri. Tindakan menyetel suhu setelah telur tetas masuk mesin adalah
keliru, embrio telur nanti banyak yang mati.
a. HARI
1 – 3 : Telur tetas masuk, tidak usah dipegang-pegang, diubah letaknya.
Ini adalah masa rentan kematian embrio, jadi ndak usah penasaran
dilihat-lihat karena pintu tidak boleh di buka sama sekali.
b. HARI
4 – 18 : Telur mulai dibalik 3x sehari, tidak boleh lupa, jam 6 pagi,
jam 12 siang, jam 5 sore. Peneropongan telur dilakukan hari KE 5 sore
jam 5. Ada tiga criteria hasil peneropngan antara lain sebagai berikut :
Telur Bening terang artinya telur yang tidak dibuahi, telur ini masih
layak di konsumsi. Telur BINTIK HITAM yang tidak bergerak atau bergerak
dengan jarring darah yang pudar artinya telur mati. TELUR BERJARING
LABA-LABA ini adalah telur yang baik/ fertile. Ditengah-tengah kuning
telur seperti ada jarring pembuluh darah yang menyerupai sarang
laba-laba dan bisa bergerak-gerak. Pada telur bebek/ itik mulai hari ke
14 lantai mesin tetas disiram air, sampai Koran basah, hingga hari ke
28/ menetas.
Selamat mencoba…jangan ragu dengan kegagalan…sepur klutuk….tabrak terus .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar